Geram!!! Warga Desa Prima Demo Tuntut Kades Oin Kadir Mundur

Table of Contents

Gorontalo, 4 Desember 2025 — Kantor Desa Prima, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, pada hari Kamis (4/12) menjadi saksi aksi demonstrasi besar-besaran yang digagas oleh "Aliansi Pemuda, Rakyat Prima Menggugat." Ratusan warga tumpah ruah mengepung kantor desa, meluapkan kemarahan dan kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Prima, Oin Kadir.

Aksi yang berlangsung sejak pagi ini menarik perhatian Camat Asparaga yang turut hadir di lokasi, serta dijaga ketat oleh aparat Kepolisian dan TNI untuk memastikan keamanan.

Aksi ini merupakan puncak kekecewaan warga yang menuntut kejelasan pengelolaan keuangan desa. Terdapat empat poin utama tuntutan yang disuarakan oleh massa aksi secara bergantian melalui orasi:

Mendesak Kepala Desa Prima untuk Turun dari Jabatannya.

Meminta Transparansi Anggaran Desa Prima.

Mendesak Kepala Desa untuk Mempertanggungjawabkan Penyalahgunaan Anggaran Desa.

Menghentikan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Desa Prima.

Massa aksi, yang diawali dengan publikasi sepanjang jalan desa, menuntut Kades Oin Kadir untuk segera mengundurkan diri dan mempertanggungjawabkan dugaan penyimpangan penggunaan Pengelolaan Keuangan Desa.

"Selama ini kami diam, namun bentuk tanggung jawab itu tak kunjung ditunaikan oleh sang kades," ujar salah satu orator. "Kami hanya ingin menuntut hak kami yang hingga menjelang akhir tahun Desember 2025 belum mendapatkan kejelasan tentang keterbukaan pengelolaan keuangan desa."

Aksi sempat memanas ketika warga meluapkan emosi dengan membakar ban di halaman kantor desa sebagai ekspresi kemarahan. Selain tuntutan anggaran desa, massa aksi juga menyinggung perihal uang Kopdes (Koperasi Desa) yang diduga telah digunakan oleh Kades dan belum dikembalikan hingga saat ini.

Menanggapi empat poin tuntutan tersebut, Kades Oin Kadir menyatakan bahwa ia menyerahkan semua konsekuensi kepada Bupati.

"Saya kira sudah jelas, teman-teman. Untuk selanjutnya saya tinggal menunggu semua konsekuensinya ada di Bupati," jawab Oin.

Pernyataan ini sontak memicu reaksi keras dari massa aksi. "Begini Pak, tidak ada narasi bahwa Bapak itu meminta maaf kepada masyarakat. Bapak itu sudah salah!" sahut salah satu peserta aksi.

Oin sempat mencoba berkelit dengan mengatakan, "Kalau saya dipaksakan untuk menyatakan sikap secara terpaksa, itu menurut saya juga tidak logis. Makanya semua saya sudah serahkan kepada APH (Aparat Penegak Hukum). Semua itu kan ada jalur hukum."

Namun, di bawah tekanan yang terus-menerus dan tuntutan untuk meredakan situasi, Oin Kadir akhirnya mengalah. Ia mengikuti tuntutan massa dan membuat pernyataan pengakuan.

"Saya hari ini menyampaikan mengakui kesalahan saya beberapa bulan kemarin dan selanjutnya tidak akan mengulangi kembali seperti apa yang menjadi bahan masukan dari teman-teman dan khususnya masyarakat Desa Prima," tegas Kades Oin Kadir.

Meskipun Kades telah membuat pernyataan pengakuan, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai langkah konkret yang akan diambil terkait tuntutan pengunduran diri dan proses pertanggungjawaban dugaan penyalahgunaan anggaran. Warga menunggu tindak lanjut dari pemerintah kabupaten dan APH

Posting Komentar